Assalamu'alaikum, Sahabat... Selamat datang di rumah dzikirku :)

Rabu, 10 September 2008

PiNkY

Kuberi nama dia Pinky karena setiap kali aku melihatnya dia selalu memakai baju berwarna pink. Aku tidak bisa memastikan apakah dia gila atau tidak, yang jelas dia tidak begitu normal. Bila aku pulang ke rumah lewat dari pukul 16.00, maka dapat kupastikan aku akan melihatnya di depan kios semangka dekat persimpangan menuju rumahku. Selalu, dengan posisi jongkok dan memeluk kedua lengannya di dada seperti bayi kedinginan, ia bermenung di sana, entah apa yang dipikirkannya.
Sahabat, mungkin masing – masing kita pasti pernah atau mungkin sering melihat orang – orang seperti si Pinky. Kosong, hampa. Lantas reaksi kita pun berbeda - beda. Ada yang iba, ada yang biasa saja, atau bahkan… mencemooh dan memandang jijik pada mereka. Tak jarang orang – orang seperti si Pinky mendapat perlakuan tak adil. Ditelantarkan, diabaikan. Mereka hidup dalam ketersingkiran…


Padahal Sahabat, orang – orang seperti Pinky sebenarnya adalah mutiara pelajaran yang sangat berharga. Mereka adalah butir – butir dzikir pengingat Tuhan, yang mengingatkan kita bahwa betapa beruntungnya kita karena tidak diciptakan dalam kondisi seperti mereka. Subhanalah.. subhanallah.. subhanallah… Oleh karena itu Sahabat, tetap hargai dan maknailah keberadaan mereka di antara jenak – jenak kehidupan kita.


By. Izzah Annisa
Note: Belakangan si Pinky sering terlihat bermenung di tepi rel kereta api. Semoga dia tidak sedang berfikir untuk bunuh diri. Semoga

Tidak ada komentar: